Baca juga tulisan menarik lainnya
Jika kita masuk dalam lembaga pendidikan pesantren, Disana kita tidak
akan menemukan seorang santri yang tidak memiliki 'buku' yang biasa
disebut dengan kitab kuning, yaitu suatu jenis kitab berbahasa arab
dengan gaya susunan dan tulisan model klasik yang mengkaji berbagai
pembahasan ilmu agama. Buku-buku itulah yang menjadi pedoman para santri
dalam mempelajari dan memperdalam ilmu agama Sejak abad VIII M, Agama islam berkembang dengan pesat. Kitab-kitab ilmu
agama dengan model yang kini di-istilahkan dengan kitab kuning itu
mulai banyak bermunculan dari buah pemikiran para cendikiawan muslim,
terutama di jazirah arab dan sekitarnya. Kita mengenal kitab-kitab
seperti Ihya' Ulumiddin Karya imam Al-ghozali dari Thus, yang kini
termasuk wilayah Iran, Fathul Wahhab karya Syaikhul Islam Zakaria
Al-Anshori dari Mesir. Syarah Muhadzdzab Karya Imam Nawawi dari
Damaskus, Syiria dan lain-lain.
Namun setelah agama islam meluas sampai ke wilayah timur hingga ujung
timur daratan Asia, maka kitab-kitab jenis ini mulai bermunculan pula
dari hasil buah pena dari para ulama di wilayah islam baru tersebut,
terutama dari kawasan Asia tenggara khususnya Indonesia.
Bila kita mengamati judul-judul kitab yang baisa disajikan oleh para
kiai kepada santrinya, kita pun akan merasa bangga karena ternyata para
ulama Indonesia banyak yang terjun dalam meramaikan khazanah kitab-kitab
agama yang tenar dengan nama " Kitab gundul " ini, Terutama ulama dari
jawa yang memiliki peran besar bagi perkembangan islam di pulau jawa
sendiri, khususnya bagi kalangan pesantren.
Dipesantren, siapa yang tidak mengenal kitab-kitab seperti sulam
munajat, kasyifatus saja, yang merupakan karya Imam Nawawi Banten.
dijenjang lebih atas ada Al-Turmusi, karya Syekh Mahfudz, Termas
Pacitan. An-Nafahat Syarah Al-Waraqat, Karya Syekh khotib, Minangkabau.
Adabul 'Alim Wal Muta'allim Karya KH. Hasyim Asy'ari Jombang, dan lain
sebagainya.
Kitab-kitab tersebut adalah hasil karya ulama tanah air kita. Sebagian
dari mereka ada yang bermukim dan wafat ditanah Arab. Jumlah kitab-kitab
ulama tanah Air kita sangatlah banyak. Bahkan menurut petugas
perpustakaan masjidil haram, manuskrip tulisan ulama dari jawa yang kini
ada diperpustakaan tersebut sebanyak 7000 (tujuh ribu).
Dari catatan tersebut, kita menjadi tahu bahwa ternyata cukup besar
keikut andilan para ulama Indonesia dalam kancah ilmu agama diberbagai
negara. Sehingga tidak mengherankan jika kitab-kitab karya ulama kita
banyak yang populer dinegara lain, bahkan dijazirah Arab sendiri.
Dari Berbagai Sumber.
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah Yang Baik