Baca juga tulisan menarik lainnya
11 Tips Agar Santri Atau Calon Santri Betah Belajar Di Pondok Pesantren.
Keinginan untuk memiliki anak yang Shaleh dan keterbatasan waktu
orangtua untuk mendidik anaknya dirumah merupakan beberapa alasan
(motivasi) para calon wali santri untuk memasukkan anaknya ke Pendidikan
Pesantren. Namun terkadang,Kekhawatiran dengan kondisi lingkungan yang kurang
baik,dan kesiapan anak yang akan menjalani program
pendidikan berbasis Boarding School tersebut belum selamanya mendukung.
Sehingga ada beberapa orangtua yang sedikit “memaksa” agar anaknya mau nyantri,
padahal anaknyya belum mendapatkan gambaran tentang seperti apa dan
bagaimana kehidupan di Pesantren. Akibatnya, anak yang didambakan mampu
mengenyam pendidikan pesantren dengan baik, ternyata minta pulang dengan
alasan tidak betah dan sebagainya.
Nah, apakah ada cara agar santri atau calon santri betah nyantri di
Pesantren.? Tentu ada, dan
Insya Allah pada postingan kali ini tim Redaksi Hisab Pati akan menawarkan
beberapa tips atau langkah langkah agar santri atau calon santri betah belajar di Pondok Pesantren. Terutama bagi
calon wali santri yang baru saja ingin memasukkan anaknya ke Pesantren,
khususnya Pesantren Modern. Berikut ini adalah caranya :
1. Berdoa kepada Allah SWT.
Mungkin anda akan berkata, kenapa
setiap cara selalu saja poin pertama berdoa, apa tidak ada yang lain.
Kami harus menjawab memang kemanapun kita pergi dan apapun pekerjaan
yang ingin kita lakukan tetap tidak boleh melupakan hal yang satu ini,
yaitu berdoa. Ini senjata seorang mukmin yang bisa kita andalkan
dimanapun dan untuk apapun. Konon fir'aun pun setiap malam berdoa untuk
kelanggengan kerajaannya sehingga pada suatu malam dia ketiduran tidak
sempat berdoa. Esok harinya dia tenggelam dalam laut merah.
Makanya kalau anda ingin terus dapat menetap di pesantren harus
sering-sering berdoa, mintakan juga orang tua dan kerabat untuk
mendukung anda dalam hal ini. biasa ini sangat ampuh dan banyak orang
telah membuktikan.
sedangkan bagi anda orang tua, jika punya anak di
pesantren dan dia sudah tidak lagi betah, maka saran kami berdoalah
sebanyak-banyaknya kepada Allah supaya diberi hidayah dan taufik kepada
anak anda. ingat, doa orang tua tidak ada hijab, pasti terkabul.
2. Sudah Mandiri.
Kehidupan di Pesantren lebih banyak aktifitas yang sifatnya mandiri,
untuk itu calon santri harus lebih siap dan sudah terbiasa dengan pola
hidup mandiri. Misalkan dirumah sudah terbiasa mencuci baju sendiri,
mencuci piring bekas makan sendiri, sudah bisa masak dengan menu
sederhana, dan merapikan tempat tinggal atau kamar tanpa harus diminta
oleh orangtua. Kebiasaan hidup yang sudah mandiri seperti ini Insya
Allah akan lebih membantu calon santri untuk menjalani aktifitas di
Pesantren.
3. Terbiasa Disiplin.
Sudah tidak diragukan lagi, kedisiplinan sudah menjadi salah satu
icon yang dimiliki oleh Pesantren, maka bagi calon santri yang akan
menjalani pendidikan di Pesantren, ia harus siap dan terbiasa disiplin.
Kedisiplinan ini dapat dibangun ketika sang anak masih bersama orangtua,
misalkan anak dilatih untuk bangun diwaktu Shubuh atau sebelum shubuh
(untuk melakukan shalat tahajud), shalat lima waktu dengan tepat waktu,
tidak terlambat berangkat ke sekolah, menjaga kerapihan baik penampilan
maupun tempat tinggal, tidak suka terlambat, dan terbiasa hidup lebih
teratur.
4. Jangan sering pulang/ dikunjungi orang tua.
Seringkali seorang
santri pindah atau tidak lagi betah di Pondok Pesantren karena keseringan pulang
kampung. Sering pulang akan menyebabkan seorang santri itu lupa segala
pantangan yang ada di dayah/pesantren. Misalnya, tidak boleh nonton TV,
internetan, dan lain-lain. Nah, ketika pulang biasanya mereka mengqadha
segala pantangan yang tidak boleh sebelumnya itu. Pada akhirnya ini akan
menyebabkan kemalasan untuk kembali lagi ke pesantren, karena akan
hilang kesenangannya yang ada di kampung.
Makanya kebanyakan orang itu menuntut ilmu itu di tempat yang jauh, agar tidak mudah untuk pulang.
Untuk beberapa kondisi tertentu (terutama bagi santri cilik dan yang
belum sepenuhnya siap), terlalu sering dijenguk merupakan hal yang
kurang baik karena akan mengganggu kosentrasi santri, dan menyebabkan
santri ingin pulang ikut bersama orangtuanya yang menjenguk. Saran
terbaik untuk waktu besuk adalah sebulan sekali.
5. Mampu bergaul.
Anak yang memiliki kesulitan didalam bergaul biasanya akan
membutuhkan waktu lebih lama untuk beradaptasi dengan lingkungan
pesantren. Apalagi yang akan ditemui adalah teman-teman yang semuanya
belum dikenal. Maka dalam hal ini calon santri haru memiliki keberanian
dan kemampuan untuk memperkenalkan diri, dan lebih terbuka. Sebagai
permulaan, santri bisa mencatat nama-nama teman barunya seserta
alamatnya didalam buku hariannya, sehingga ia lebih cepat hafal
nama-nama teman barunya.
6. Berani dan Percaya Diri.
Memiliki Keberanian dan Percaya Diri yang baik dapat membantu
memudahkan didalam menjalani aktifitas di Pesantren. Berani dalam hal
berkomunikasi dengan teman baru atau Ustadz yang baru dikenal. Percaya
Diri atau dengan istilah tren nya Pede, dibutuhkan didalam mengikuti
kegiatan-kegiatan yang ada di Pesantren. Misalkan Latihan Pidato
(muhadloroh), Latihan Pramuka, latihan berbahasa Arab dan Inggris, dan
lain sebagainya.
7. Sehat jasmani dan Rohani.
Salah satu syarat untuk masuk Pesantren adalah adanya surat
keterangan sehat dari dokter. Informasi ini penting, karena akan sangat
sulit jika santri harus ikut kegiatan Pesantren yang begitu padat
sementara kondisi santri tidak memungkinkan. Bayangkan jika santri
terlalu sering pulang dengan alasan sakit, karena keseringan sakit dan
pulang maka keputusan untuk keluar Pesantren bukan tidak mungkin harus
diambil.
Santri juga harus bersih dari riwayat kurang baik yang kaitannya
dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang, kecuali sudah ada
keterangan dan rekomendasi dari lembaga yang berwenang. Dikhawatirkan,
jika masih belum betul-betul sembuh maka santri akan kembali
mengkonsumsinya bahkan akan mengajak santri lainnya untuk menggunakan
narkoba. Na’udzubillah. Selain itu, santri juga tidak memiliki
keterbelakangan mental, sehingga santri mampu menyerap ilmu yang
dipelajari di Pesantren.
9. Memiliki gambaran tentang Pesantren.
Calon santri terlebih dahulu harus mengetahui tentang gambaran
kehidupan pesantren, mulai dari bangun tidur sampai kembali tidur.
Santri harus memahami tata tertib pesantren dan disiplin yang berlaku,
sehingga didalam menjalaninya tidak kaget, karena sudah dipersiapkan.
Sebelum memutuskan diri untuk mendaftar di Pesantren, maka disarankan
untuk melakukan survey dan kunjungan terlebih dahulu ke lokasi pesantren
yang akan dipilih, agar semakin yakin dan mantap.
10. Keinginan Calon santri lebih kuat.
Terkadang ada santri yang masuk Pesantren bukan atas dasar
keinginannya sendiri, tetapi kehendak dari orangtuanya. Boleh-boleh saja
orangtua memiliki keinginan untuk memasukkan anaknya ke Pesantren,
tetapi upayakan niat itu muncul dari dalam diri sang anak. Karena yang
akan menjalani pendidikan adalah anak. Akan sangat baik hasilnya jika
memang sang anak yang meminta untuk dimasukkan ke Pesantren. Salah satu
cara agar anak tertarik kepada dunia Pesantren dan keinginan itu muncul
adalah dengan cara mulai memperkenalkan pesantren sedini mungkin,
misalkan saat anak masih duduk dibangku kelas 4 atau 5, sudah dikenalkan
dengan Pesantren.
11. Bertawakkal kepada Allah SWT.
Ini jalan terakhir yang harus
anda tempuh jika ingin menetap di pesantren, berserah dirilah kepada
Allah SWT. karena Dialah sebaik-baik pengatur, serahkan segala urusan
kepadaNya seorang.
Jangan lupa Bersedekah untuk santri
Ini merupakan amanat Seorang guru kepada kami pada suatu hari. Beliau menyebutkan salah satu faktor kenapa beliau bisa menetap begitu lama di pesantren dan sukses adalah karena orang tuanya dulu sangat gemar membantu santri. Setiap santri yang pulang kampung halaman pasti di suruh singgah di warungnya dan ditraktir besar-besaran. Banyak juga kawan kami yang mempraktekkan hal ini dan berhasil. Ingat motto, cintailah agama, niscaya agama akan mencintai anda.
Demikianlah beberapa langkah-langkah agar calon santri mampu bertahan
dan beradaptasi dengan cepat di lingkungan barunya Pondok Pesantren.
Mudah-mudahan tulisan ini dapat membantu anda para orangtua yang belum
menemukan formula yg tepat agar anak siap untuk mendapatkan pendidikan
di Pondok Pesantren.
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah Yang Baik