Selasa, 12 Februari 2013

Do’a, Bacaan Al-Qur’an, Shadaqoh & Tahlil untuk Orang Mati

Baca juga tulisan menarik lainnya

Himpunan Santri alumni Brabo


Apakah do’a, bacaan Al-Qur’an, tahlil dan shadaqoh itu pahalanya akan sampai kepada orang mati? Dalam hal ini ada segolongan yang yang berkata bahwa do’a, bacaan Al-Qur’an, tahlil dan shadaqoh tidak sampai pahalanya kepada orang mati dengan alasan
dalilnya, sebagai berikut:
ﻰَﻌَﺳﺎَﻣ َّﻻِﺍ ِﻦﺴْﻧﺀِﻼْﻠِﻟ َﺲْﻴَﻟ ْﻥَﺍَﻭ
“Dan tidaklah bagi seseorang kecuali apa yang telah dia kerjakan”. (QS An-Najm 53: 39)
Juga hadits Nabi MUhammad SAW:
ُﻪَﻟْﻮُﻋْﺪَﻳ ٍﺢِﻟﺎَﺻ ٍﺪَﻟَﻭْﻭَﺍ ِﻪِﺑ ُﻊَﻔَﺘْﻨُﻳ ٍﻢْﻠِﻋْﻭَﺍ ٍﺔَﻳِﺭﺎَﺟ ٍﺔَﻗَﺪَﺻ ٍﺙَﻼَﺛ ْﻦِﻣ َّﻻِﺍ ُﻪُﻠَﻤَﻋ َﻊَﻄَﻘْﻧِﺍ َﻡَﺩﺍ ُﻦْﺑﺍ َﺕﺎَﻣﺍَﺫِﺍ
“Apabila anak Adam mati, putuslah segala amal perbuatannya kecuali tiga perkara; shadaqoh jariyah, ilmu yang dimanfa’atkan, dan
anak yang sholeh yang mendo’akan dia.”
Mereka sepertinya, hanya secara letterlezk (harfiyah) memahami kedua dalil di atas, tanpa menghubungkan dengan dalil-dalil lain.
Sehingga kesimpulan yang mereka ambil, do’a, bacaan Al-Qur’an, shadaqoh dan tahlil tidak berguna bagi orang mati. Pemahaman
itu bertentangan dengan banyak ayat dan hadits Rasulullah SAW beberapa di antaranya :
ﻦﻤﻳْﺀِﻻْﺎِﺑ ﺎَﻧْﻮُﻘَﺒَﺳ َﻦْﻳِﺬَّﻟﺍﺎَﻨِﻧَﻮْﺧﺀِﻻَﻭ ﺎَﻨَﻟْﺮِﻔْﻏﺍﺎَﻨَّﺑَﺭ َﻥْﻮُﻟْﻮُﻘَﻳ ْﻢِﻫ ِﺪْﻌَﺑ ْﻦِﻣﺍْﻭُﺀﺎَﺟ َﻦْﻳِﺬَّﻟﺍَﻭ
“Dan orang-orang yang datang setelah mereka, berkata: Yaa Tuhan kami, ampunilah kami dan ampunilah saudara-saudara kami
yang telah mendahului kami dengan beriman.” (QS Al-Hasyr 59: 10)
Dalam hal ini hubungan orang mu’min dengan orang mu’min tidak putus dari Dunia sampai Akherat.
ِﺖﻨِﻣْﺆُﻤﻟْﺍَﻭ َﻦْﻴِﻨِﻣْﺆُﻤْﻠِﻟَﻭ َﻚِﺒْﻧَﺬِﻟْﺮِﻔْﻐَﺘْﺳﺍَﻭ
“Dan mintalah engkau ampun (Muhammad) untuk dosamu dan dosa-dosa mu’min laki dan perempuan.” (QS Muhammad 47: 19)
ْﻢَﻌَﻧ َﻝﺎَﻗ ؟ ﺎَﻬْﻨَﻋ َﺖْﻗَّﺪَﺼَﺗ ْﻥِﺍ ﺎَﻬُﻌَﻔْﻨَﻴَﻓﺍ ْﺖَﺗﺎَﻣ ﻰِﻣُﺍ َّﻥِﺍ ِﻪﻠﻟﺍ َﻝْﻮُﺳَﺭﺎَﻳ َﻝﺎَﻘَﻓ َﻢَّﻠَﺳَﻭ ِﻪْﻴَﻠَﻋ ُﻪﻠﻟﺍ َّﻞَﺻ َّﻰِﺒَّﻨﻟﺍ ٌﻞُﺟَﺭ َﻝَﺄَﺳ
“Bertanya seorang laki-laki kepada Nabi SAW; Ya Rasulullah sesungguhnya ibu saya telah mati, apakah berguna bagi saya,
seandainya saua bersedekah untuknya? Rasulullah menjawab; yaa berguna untuk ibumu.” (HR Abu Dawud).
Dan masih banyak pula dalil-dalil yang memperkuat bahwa orang mati masih mendapat manfa’at do’a perbuatan orang lain. Ayat ke
39 Surat An-Najm di atas juga dapat diambil maksud, bahwa secara umum yang menjadi hak seseorang adalah apa yang ia
kerjakan, sehingga seseorang tidak menyandarkan kepada perbuatan orang, tetapi tidak berarti menghilangkan perbuatan seseorang
untuk orang lain.
Di dalam Tafsir ath-Thobari jilid 9 juz 27 dijelaskan bahwa ayat tersebut diturunkan tatkala Walid ibnu Mughirah masuk Islam diejek
oleh orang musyrik, dan orang musyrik tadi berkata; “Kalau engkau kembali kepada agama kami dan memberi uang kepada kami,
kami yang menanggung siksaanmu di akherat”.
Maka Allah SWT menurunkan ayat di atas yang menunjukan bahwa seseorang tidak bisa menanggung dosa orang lain, bagi
seseorang apa yang telah dikerjakan, bukan berarti menghilangkan pekerjaan seseorang untuk orang lain, seperti do’a kepada orang
mati dan lain-lainnya.
Dalam Tafsir ath-Thobari juga dijelaskan, dari sahabat ibnu Abbas; bahwa ayat tersebut telah di-mansukh atau digantikan hukumnya:
ٍﻦﻤﻳْﺀِﺎِﺑ ْﻢُﻬُﺘَﻳِﺭُﺫ ْﻢُﻬْﺘَﻌَﺒَّﺗﺍَﻭﺍْﻮُﻨَﻣَﺃ َﻦْﻳِﺬَّﻟﺍَﻭ :ﺍَﺬﻫ َﺪْﻌَﺑ ُﻪﻠﻟﺍ َﻝَﺰْﻧَﺄَﻓ ﻰَﻌَﺳ ﺎَﻣ َّﻻِﺍ ِﻦﺴْﻧﺀِﻼِﻟ َﺲْﻴَﻟ ْﻥَﺃَﻭ ﻰﻟﺎَﻌَﺗ ُﻪُﻟْﻮَﻗ :ٍﺱﺎَّﺒَﻋ ﻰِﻨْﺑﺍ ِﻦَﻋ
َﺔَّﻨَﺠﻟْﺍِﺀﺎَﺑﻻْﺍ ِﺡَﻼَﺼِﺑ َﺀﺎَﻨْﺑَﻷﺍ ُﻪﻠﻟﺍ َﻞَﺧْﺩَﺄَﻓ ْﻢُﻬَﺘَﻳِﺭُﺫ ْﻢِﻬِﺑﺎَﻨْﻘَﺤْﻟَﺃ
“Dari sahabat Ibnu Abbas dalam firman Allah SWT Tidaklah bagi seseorang kecuali apa yang telah dikerjakan, kemudian Allah
menurunkan ayat surat At-Thuur; 21. “dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam
keimanan, kami pertemukan anak cucu mereka dengan mereka, maka Allah memasukkan anak kecil ke surga karena kebaikan orang
tua.”
Syaekhul Islam Al-Imam Ibnu Taimiyah dalam Kitab Majmu’ Fatawa jilid 24, berkata: “Orang yang berkata bahwa do’a tidak sampai
kepada orang mati dan perbuatan baik, pahalanya tidak sampai kepada orang mati,” mereka itu ahli bid’ah, sebab para ulama’ telah
sepakat bahwa mayyit mendapat manfa’at dari do’a dan amal shaleh orang yang hidup.

Wallohu A'lam Bishowab.


Sumber :nu.or.id
Bagikan Artikel Ini Ke Teman Anda

0 komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah Yang Baik