Taqwa Mendatangkan Rezeki yang Tak Terduga.?
Apakah bisa di buktikan.?
Kita telusuri kebenaran nya.!
Dalam salah satu ayat Allah berjanji kepada manusia sebagai berikut:
"Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan memberinya jalan keluar dan ak an memberinya rezeki dari arah yang tidak dia sangka-sangka sebelumnya"
(QS. Ath Thalaq: 2-3)
Ada sesuatu yang terkadang tak dapat dimengerti tentang rezeki. Makanya banyak orang yang menyebut masalah rezeki adalah sebuah misteri Ilahi.
Sejauh manakah kemisteriusan rezeki?
Lewat ayat diatas Allah bersumpah akan memberikan jalan keluar bagi setiap kesulitan --termasuk kesulitan masalah rezeki--
kepada orang-orang yang bertaqwa, sekaligus akan memberikan rezeki-Nya kepada mereka lewat jalan yang sebelumnya tak pernah mereka duga. Disinilah letak betapa masalah rezeki itu terkadang tak masuk akal.
Dilihat dari realitas yang ada mungkin dapat dikatakan bahwa ada dua pertimbangan yang bisa digunakan unt uk mengetahui bagaimana rezeki manusia itu datang, yakni pertimbangan akal dan pertimbangan non akal. Pertimbangan pertama lebih bersifat rasional, sedangkan pertimbangan kedua lebih bersifat irasional. Apa maksud dari dua per timbangan tersebut?.
Dalam kenyataan rezeki bisa diukur dengan ukuran rasional. Ketika manusia bekerja; modal punya, pengalaman punya, pangsa pasar prospektif, maka secara rasional pekerjaan akan menemukan kesuksesan. Sebaliknya bila manusia bekerja tanpa adanya modal yang cukup, pengalaman nol, dan pangsa pasar tak menjanjikan, maka secara rasional pula jenis pekerjaan tersebut tak akan meraih kesuksesan. Dalam tata kehidupan dunia banyaknya kesuksesan seeorang berbisnis ternyata ditunjang oleh modal, pengalaman dan pangsa pasar tersebut. Anda, misalnya mendirikan warung kopi di daerah pinggir kuburan; modal tak ada
hingga warung kopi hanya berupa lesehan, tempatnya jauh dari keramaian dan sangat sepi. Anda pun tak punya pengalaman hingga kualitas kopi yang Anda dijual jauh ketinggalan dengan warung-warung kopi yang lain. Dalam kondisi seperti itu secara rasional usaha Anda tak akan berhasil. Akan lain kenyataannya jika Anda buka warung di daerah yang ramai dan strategis.
Modal cukup hingga warung dimodel sebagaimana layaknya warung. Pengalaman pun Anda punya hingga rasa kopi tak kalah dengan yang lain, harga berani bersaing, pelayanan baik. Dalam kondisi seperti ini secara rasional usaha Anda pasti akan berhasil. Disinilah letak rasionalisasi rezeki itu. Akan tetapi manusia harus sadar bahwa tidak semua rezeki Tuhan itu bisa dirasionalkan. Ada seorang teman yang pernah bercerita tentang betapa tak mengertinya dia tentang rezeki pembagian Tuhan. Sehari-hari teman satu ini kerjanya hanya sebagai seorang petani; dia punya lahan garapan tambak yang tak seberapa luas. Disamping sebagai petani dia juga seorang pengajar pada sebuah madrasah swasta dan di Taman Pendidikan Al Qur’an. Hampir 80 % kegiatan sehari-harinya ia curahkan untuk perjuangan tersebut. Disebut perjuangan sebab di madrasah gaji yang dia peroleh tak lebih dari 150 ribu sebulan, sementara di TPQ dia tak dapat gaji.
Karena hampir seluruh waktu dalam sehari ia habis kan untuk mengajar, maka waktu untuk merawat dan bertaninya nyaris tak ada. Kala sore teman satu ini lebih mementingkan mengajar Al Qur’an kepada anak-anak kecil ketimbang memberi makanan kepada ikan-ikannya di tambak. Hanya di waktu pagi dan sore selepas ngaji dia pergi ke lapangan pekerjaannya tersebut, itupun hanya sekedar menjenguk. Selebihnya dia hanya pasrah, tawakkal dengan tetap berusaha semampunya untuk merawat tambak. Teman satu ini begitu ihlas dalam melaksanakan perjuangan agamanya; dia yakin bahwa ketika dia ihklas memperjuangkan agama Allah dengan sibuk mengurus nasib umat sementara dia sendiri sampai tak punya waktu untuk mengurus keluarganya, maka pada sa at itulah Allah nanti yang akan mengurusi permasalahan keluarganya.
Sepenuhnya dia yakin bahwa siapapun yang mau memperjuangkan agama Allah dan siapapun yang mau bertaqwa kepada-Nya, pasti Allah akan memberinya jalan keluar bagi semua permasalahan hidup dan akan memberinya rezeki yang tak terduga.
Dan nyatanya keyakinan itupun terbukti!
Walaupun lahan garapan tambaknya dioleh dan diatur dengan apa adanya ternyata hasil panen yang dia dapat tidak kalah, bahkan melebihi dengan hasil panen tambak-tambak yang sistem perawatannya jauh lebih profesional. Sungguh, di luar dugaan teman satu ini; tambak yang tak begitu terawat yang secara akal tak akan membuahkan hasil yang maksimal ternyata malah sebaliknya. Fenomena apakah ini?
Disinilah betapa Allah telah membuktikan janji-Nya. Pada saat seorang hamba disibukkan dengan urusan-urusan perjuangan agama hingga sampai tak punya waktu untuk memikirkan tanggungan keluarga, maka pada saat itulah Allah nanti yang akan mengurus dan memikirkan keluarganya. Siapaun yang mau menolong agama Allah, maka pasti akan menolongnya. Siapapun yang benar-benar mau taqwa kepada Allah, pasti Dia akan memberikan banyak jalan kemudahan se kaligus akan memberikan limpahan rezeki melalui jalan yang terkadang tak rasional. Yakinlah...!
Wa Allohu A'lam.........