Baca juga tulisan menarik lainnya
KH Bisri Musthofa dan KH Musthofa Bisri |
KH. Bisri Mustofa dikenal sebagai
seorang kiai pengarang yang menulis beberapa buah kitab, khususnya dalam
Bahasa Jawa, di antaranya (yang cukup terkenal) adalah Tafsir al-Ibriz.
Selain dikenal sebagai seorang kiai penulis, pengasuh Pondok Pesantren
Raudhatuth Thalibin Leteh Rembang ini juga dikenal sebagai seorang
orator dan politikus.
Suatu hari K.H. Musthofa Bisri (Gus Mus)
putra KH Bisri Musthofa, pengasuh Pondok Pesantren Raudhatut Thalibin
LetehRembang, Jawa Tengah, kedatangan seorang tamu dari Cirebon, Jawa
Barat.
“Assalamu ‘alaikum. Anda Gus Mus?” tanya si tamu yang namanya tidak tercatat dalam ingatan beliau.
“Ya, benar, saya Musthofa,” jawab Gus Mus
“Saya dari Cirebon, (kata si tamu). “Saya ingin menyampaikan pesan Kiai
Bisri. Beliau berpesan kepada saya agar menemui Anda, dan meminta agar
Anda mengoreksi cetakan Al-Quran Menara Kudus. Karena pada cetakan itu,
dalam surah Al-Fath, di situ ada sedikit kesalahan kecil dalam
penulisan.”
Tentu saja beliau (Gus Mus) kaget. Namun untuk tidak
mengecewakan tamunya,beliau menahan diri untuk mengatakan yang
sebenarnya. “Kapan Anda ketemu beliau?” tanya Gus Mus
“Kemarin di Cirebon,” jawab si tamu datar.
Gus Mus kemudian tidak terlalu memikirkan hal ihwal tamunya. Pesannya
itulah yang lebih istimewa. Kepada tamunya itu; Gus Mus mengungkapkan
bahwa Kiai Bisri adalah ayahnya, tapi telah meninggal empat puluh hari
sebelumnya.
Tentu saja si tamu keheranan, namun ia juga tidak
bisa berkata apa-apa lagi, karena memang kedatangannya hanya untuk
menyampaikan pesan singkat itu.
Gus Mus kemudian segera menemui K.H. Abu Amar dan K.H. Arwani di Kudus, keesokan harinya. Kedua kiai tersebut adalah penghafal Al-Quran yang dipercaya penerbit
Menara Kudus untuk menerbitkan kitab Tafsir Al-lbriz, sebagai tashhih
atau korektor. beliau ingin meyakinkan diri beliau tentang pesan orang
dari Cirebon itu kepada K.H. Abu Amar dan K.H. Arwani.
Setelah
berdiskusi mendalam, ternyata informasi tersebut benar. Kesalahan itu
terdapat dalam ayat ke-18 surah Al-Fath. Ayat tersebut mestinya tertulis
:
(لَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنِ الْمُؤْمِنِينَ)
laqad radhiyallahu ‘anil mu’minina, bukan laqad radhiyallahu 'ala mu'minin.
KH Bisri Musthofa dan KH Ali Ma'sum |
Pengalaman yang sama juga dialami lagi oleh Gus Mus. Dalam kesempatan yang lain ia mendapat tamu, juga dari Cirebon.
“Anda diminta Kiai Bisri agar melanjutkan karya beliau yang belum selesai,” kata tamu itu.
“Kapan Anda ketemu beliau?” tanya Gus Mus.
“Kemarin di Cirebon,” jawab si tamu, juga dengan nada ringan dan datar.
Setelah mengucapkan terima kasih, kepada tamunya kali itu Gus Mus
menjelaskan bahwa Kiai Bisri telah wafat beberapa waktu sebelumnya.
Reaksi si tamu pun sama, karena tujuannya ke Rembang tak lain hanyalah untuk menyampaikan pesan Kiai Bisri Mushofa.
Pengalaman Gus Mus itu mempertegas kebenaran firman Allah dalam surah Al-Hijr ayat 9,
(إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ),
“Sesungguhnya Kami lah yang menurunkan Al-Quran dan kami benar-benar memeliharanya.”
Dan dalam surah Ali Imran ayat 169,
(وَلا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ )
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu
mati. Bahkan, mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki"
Oleh karena itu, sering kali kita mendengar para kiai yang telah
mencapai maqam tertentu ketika meninggal dunia masih dapat menemui
seseorang, bukan sekadar dalam mimpi, namun seperti di alam nyata. Hal
ini juga terjadi pada KH. Muntaha al-Hafizh Wonosobo dan beberapa kiai
lainnya. Ya, itu memang karomah dari sang kiai.
Mengenai KH Bisri
Musthofa, beliau wafat pada hari Rabu 16 Februari 1977 pada usia 64
tahun, tepat seminggu menjelang pemilihan umum tahun tersebut. Sedangkan
KH Musthofa Bisri (Gus Mus) adalah putra keduanya yang kini meneruskan
memimpin Pondok Pesantren Raudhatuth Thalibin Leteh Rembang, peninggalan
Beliau KH Bisri Musthofa.
أفاض الله لنا من بركاته وعلومه ونفحاته وانواره
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah Yang Baik