Baca juga tulisan menarik lainnya
Gus Mus berpesan kepada muktamirin dengan mata berkaca-kaca. |
Muktamar ke-33 NU kembali adem.
Setelah Pejabat Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH A Mustofa Bisri berkenan berbicara dan memberikan tausyiah di hadapan peserta Muktamar ke-33 NU. Pria
yang akrab disapa Gus Mus itu datang setelah sebelumnya muncul
perdebatan,ketegangan dan kericuhan yang sempat terjadi pada sidang pleno dalam
pembahasan tata tertib semalam 3 agustus 2015.
Gus Mus menangis saat menyampaikan
tausiyah itu, membuat muktamirin hening. Sebagian pun terbawa haru dan
tak kuasa menahan air mata.
Berikut ini tausiyah Gus Mus seperti dilansir Detik.com:
Ketika saya ikuti
persidangan-persidangan yang sudah lalu, saya menangis karena NU yang
selama ini dicitrakan sebagai organisasi keagamaan, panutan penuh dengan
akhlakul karimah, yang sering mengkritik praktik-praktik tak terpuji
dari pihak lain ternyata digambarkan di media massa begitu buruknya.
Saya malu kepada Allah, malu pada KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Hasbullah,
KH Bisri Syansuri dan para pendahulu kita. Lebih-lebih ketika saya
disodori koran yang headlinenya ‘Muktamar NU Gaduh, Muktamar
Muhammadiyah Teduh’.
Saya mohon sekali lagi, kita membaca surat Al-Fatihah dengan ikhlas, mohon syafaatnya (Nabi Muhammad SAW).\
Rais Aam yang membikin saya menjadi
punya posisi seperti ini, KH Sahal Mahfud, mengapa beliau wafat sehingga
saya memikul beban ini, saya pinjam telinga anda, doakan saya, ini
terakhir saya menjabat jabatan yang tidak pantas bagi saya.
Dengarkanlah saya sebagai pemimpin tertinggi anda.
Mohon dengarkan saya, dengan hormat
kalau perlu saya mencium kaki-kaki anda semua agar mengikuti akhlakuk
karimah, Akhlak KH Haysim Asy’ari dan pendahulu kita.
Saya panggil kiai sepuh, rata-rata
mereka prihatin semua, prihatin yang sangat mendalam. Di tanah ini
terbujur kiai-kiai kita, di sini NU didirikan apa kita mau meruntuhkan
di sini juga, Naudzubillah, saya mohon dengan kerendahan hati Anda
melepasksan semuanya, dan memikirkan Allah dan pendiri kita.
Jadi, telah mempelajari situasi,
maka para kiai yang berkumpul sampai tadi siang, di samping keprihatinan
juga beberapa poin yang perlu dijadikan pedoman pembahasan selanjutnya.
Cuma sedikit yang kita sepekati untuk solusi agar tidak sama dengan di Senayan.
Pertama, apabila ada pasal yang
belum disepakati dalam muktamar tentang pemilihan Rais Aam, tak bisa
melalui musyawarah mufakat, maka akan dilakukan pemungutan suara oleh
para Rois Syuriah
Kalau nanti Anda-Anda tidak bisa
disatukan lagi, maka saya dengan para kiai memberikan solusi, kalau bisa
musyawarah kalau tak bisa pemungutan suara. Itu AD/ART kita. Karena ini
urusan pemilihan Rais Aam, maka kiai-kiai akan memilih pemimpin kiai.
Dan tatib yang sudah disepakati
perlu segara dilakukan. Kalau ini Anda tetap tidak terima, maka saya
yang terima, karena saya hanya Mustafa Bisri, saya hanya orang yang
ditimpa kecelakaan menjadi pengganti Kiai Sahal. Kalau tidak, lepaskan
saya saja.
Doakan mudah-mudahan saya hanya sekian saja untuk jadi Rais Aam.
Saya sejak belum tidur, bukan
apa-apa, karena memikirkan anda-anda sekalian. Saya mohon maaf kepada
semua muktamirin terutama yang dari jauh dan tua-tua, teknis panitia
yang mengecewakan anda, maafkan lah mereka, maafkan saya. Itu kesalahan
saya, mudah-mudahan anda sudi memaafkan saya.
Setelah tausiyah Gus Mus, pimpinan
Sidang KH Slamet Effendy menawarkan kepada muktamirin apakah tawaran
Kiai Sepuh bisa dijadikan pengganti pasal 19, muktamirin sepakat
mengiyakan dan pembahasan tata tertib pun berjalan lancar. [detik.com]
0 komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah Yang Baik